CultivatingReligious Culture for Nationalism MakanNasi Pecel ikan goreng lele dan tempe sambel terongdan minum teh tawar ala orang jawa barat harganya murahhanya 12 ribu#PECELLELETEMPE #TANGGUL チャンネル状況チャンネル名・URLを入力することでチャンネルの結果を表示 動画分析 動画の分析・YouTubeSEOの改善 チャンネル比較 チャンネルの分析・複数のチャンネルを比較 チャンネル名・URLを入力することでチャンネルの結果を表示 動画分析 動画の分析 cash. Write a reviewAdd photoLocation & HoursSuggest an edit1625 Maisonneuve Boulevard WSuite 407Montreal, QC H3HVille-MarieGet directionsAmenities and MoreOffers TakeoutNo ReservationsNo DeliveryAccepts Debit CardsLoading interface...Loading interface...Loading interface... Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember merupakan majelis dzikir sebagai tempat yang dihadiri oleh orang banyak untuk melakukan dzikir lisan serta tempat diajarkannya ilmu agama. Berdasarkan hasil observasi bahwa proses pelaksanaan Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut a. Membaca Shalawat Sebagaimana hasil observasi bahwa sebelum acara dimulai dan menunggu kedatangan jama‟ah dan Habib, maka para jama‟ah bersama-sama membaca shalawat Nabi yang dipimpin leh Hadrah Al-Banjari Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember, setelah jama‟ah berkumpul dan para Habib sudah berkumpul, maka kemudian acara Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember dimulai dan diawali dengan membaca Rattibul Haddad. Sebagaimana yang disampaikan oleh Syaichul Hasan Basri selaku ketua harian Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember, dalam wawancaranya menyampaikan bahwa “Sebelum acara dimulai, para jama‟ah yang sudah hadir, menunggu jama‟ah yang lain dan menunggu kedatangan para Habib sambil membaca salawat yang di pimpin oleh grup hadrah al-Banjari Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember, kemudian setelah para Habib sudah datang dan jama‟ah sudah berkumpul maka acara langsung dimulai”.40 Sebagaimana juga disampaikan oleh jama‟ah Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember, dalam wawancaranya menyampaikan bahwa “Dalam mengikuti Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember, saya merasa bangga dan merasa bahagia karena dalam acara ini selalu mengutamakan bacaan-bacaan salawat, seperti sebelum acara dimulai kami selaku jama‟ah di anjurkan membaca salawat bersama-sama yang 40 Syaichul Hasan Basri, wawancara, Jember 12 April 2016 dipimpin oleh hadrah al-banjari Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember”.41 Dari hasil wawancara dan observasi tersebut dapat dianalisis bahwa proses pelaksanaan Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember dilakukan dengan beberapa tahap, tahap pra acara adalah membaca Shalawat sambil menunggu kedatangan jama‟ah dan Habib. b. Membaca Rattibul Haddad Rattibul Haddad adalah bacaan ayat, doa, dan nama Allah yang dipetik daripada Al-Quran dan hadits Rasulullah bacaan Rattibul Haddad, adalah secara ringkas, bilangan bacaan setiap doa dibuat sebanyak tiga kali, karena ia adalah bilangan ganjil witir dan dapat memudahkan pembacanya. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Syaichul Hasan Basri, selaku ketua harian Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember, dalam wawancaranya menyampaikan bahwa “Setelah jama‟ah dan Habib sudah berkumpul di majlis yang sudah ditentukan, maka acara Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember langsung dimulai dan dipimpin oleh Habib yang sudah ditunjuk oleh panitia harian, kemudian langsung di bacakannya rattibul haddad sebagai awal acara dimulai”.42 Marsito selaku wakil ketua harian Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember, juga menyampaikan bahwa “Bacaan Ratib Al-Haddad ini mengambil nama dari nama penyusunnya, yaitu Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad, 41 Saiful Ikrom, wawancara, Jember 12 April 2016 seorang pembaharu Islam mujaddid yang terkenal. Daripada doa-doa dan zikir-zikir karangan beliau, Ratib Al-Haddad lah yang paling terkenal dan masyhur. Ratib yang bergelar Al-Ratib Al-Syahir Ratib Yang Termasyhur disusun berdasarkan inspirasi, pada malam Lailatul Qadar 27 Ramadhan 1071 Hijriyah bersamaan 26 Mei 1661. Dengan demikian bacan ini kami jadikan bacaan pemula dari Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember, karena bacan ini terdapat beberapa manfaat yag sangat besar”.43 Sebagiamana yang disampaikan oleh Habib Nizar, dalam wawancara menyampaikan bahwa “Rattibul Hadddad dijadikan pembuka dalam Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember karena setiap ayat, doa, dan nama Allah yang disebutkan di dalam ratib ini telah dipetik daripada Al-Quran dan hadits Rasulullah Terjemahan yang dibuat di dalam ratib ini, adalah secara ringkas. Bilangan bacaan setiap doa dibuat sebanyak tiga kali, karena ia adalah bilangan ganjil witir. Ini berdasarkan saranan Imam Al-Haddad sendiri. Beliau menyusun zikir-zikir yang pendek yang dibaca berulang kali, dan dengan itu memudahkan pembacanya. Zikir yang pendek ini, jika dibuat selalu secara istiqamah, adalah lebih baik daripada zikir panjang yang dibuat secara berkala. Ratib ini berbeda daripada ratib-ratib yang lain susunan Imam Al-Haddad karena ratib Al-Haddad ini disusun untuk dibaca lazimnya oleh kumpulan atau jama‟ah. Semoga usaha kami ini diberkahi Allah”.44 Adapun berdasarkan dokumentasi yang dimiliki Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember bahwa bacaan Rattibul Haddad adalah diawali dengan bacaan basmalah, kemudian dilanjutkan dengan membaca rattibul haddat secara bersama-sama. Contoh awal dari bacaan rattibul haddat adalah sebagai berikut 43 Marsito, wawancara, Jember 14 April 2016 44 Habib Nizar, wawancara, Jember 14 April 2016 ِْس ِِث ِْيِحّرماِ ِن ْحّْرماِ ِاللهِ ِم َِ ْيِمَماَؼْماِ ِّبَرِ ِللهِ ُدْمَحْمَا . ِ ِن ْحّْرمَا . ِ َنَِدُِْاِ . ُ ْيِؼَخ ْ سَوِ َك ّيِ ّ اَوِ ُدُحْؼَهِ َك ِّيِ ّ اِ ِنٍِّْلداِ ِمْوًَِ ِ ِلَِامِ .ِ ْيِحّرما ِ َنٍِْ ّلَّاِ َطاَ ْيِلَخ ْ سُمْماِ َطاَ ِّصِما ِ ِبْو ُضْغَمْماِ ِ ْيَْغِ ْمِ ْيَْلَػِ َتْمَؼْهَأ ِِ ْيِمٓأِ. َ ْيِّم ب ّضماَِلا َوِْمِ ْيَْلَػ ِ ... ... ِِ 1 x ِ ِفِِاَمُِ َلٌَِمْوَهَِلا َوٌِةَي ِ سٍُُِذُذِبَثَِلاُِمْوَِّلْماِ ّيَحْماِ َوُُِّلاّاََِلَّاَِلاُِللهَا ِ ّ اٍَُِدْيِغُِعَف ْضٌَِ ْيِ ّلَّاِاَذِ ْنَمِ ِضْرَلأاِ ِفِِاَمَوِ ِتاَوم ّسما َُِلَْؼًََِِِهْذ ّ ِبِِّلا ِْمَُِفْلَذِاَمَوِ ْمِ ْيِْدًَْأِ َ ْيَتِاَم ِاَمِتِّلا اَِِِمْلِػِ ْنِمِ ٍء ْ َشَِثِ َن ْو ُطَِْ ُيَُِلاَو ّ ِِ ِ َوَُُوِاَمُِ ُظْفِحِ ٍُُدُؤًََِلا َوِ َضْرَلأاَوِ ِتاَوَم ّسماِ ََُّ ِ سْرُنِ َع ِسَوِ َءٓب َص ُِْي ِظَؼماِ ّ ِلِيَؼما . ... ... 1x ِٓبَمِتِ ُلْو ُسّرماِ َنَمٓأ ِِلله ِبِِ َنَمٓأِ ّ ُكُلِ َن ْوٌُِمْؤُمْماَوَِِّتَرِ ْنِمِ َََِْم اِ َلِزْىُأ ّ ِ ِاوُماَكَوِ ِ ِلِ ُسُرِ ْنِمِ ٍدَحَأِ َ ْيَتِ ُقِّرَفُهِ َلاِ ِ ِلِ ُس ُرَوِ َِِحُخُنَوِ َِِذَكِئٓلَمَو ُِْيْ ِصَمْماِ َمََْم ّ اَوِاَيّتَرِ َمَهَارْفُغَِايْؼ َطَأَوَِايْؼِ َسَ . ... 1x Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi bahwa proses awal pelaksanaan Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember dilakukan dengan beberapa tahap, tahap pra acara adalah membaca Rattibul Haddad dan dilanjutkan dengan membaca maulid Simtuddurror Karya Habib Al-Habsy. c. Membaca maulid Simtuddurror Karya Habib Al-Habsy Sebagaimana hasil observasi peneliti bahwa untuk tahap kedua dalam pelaksanaan Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember adalah Membaca maulid Simtuddurror Karya Habib Al-Habsy. Adapun etika dalam pembacaan Membaca maulid Simtuddurror adalah Hendaknya badan, tempat dan pakaian; suci dari hadas dan najis, hendaknya mengenakan pakaian peci, baju dan sarung putih, serta yang baru, jika ada, disertai wewangian, serta menampakkan rasa senang dan gembira, niat yang baik memperoleh ridho Allah, syafa‟at Rosulullah, serta memperoleh barokah dari auliya‟ullah, khususnya barokah dari yang mulia Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi, ketika maulid dibaca, hadirin supaya diam dan mendengarkan, serta bersikap tenang anggota badannya; jangan sampai duduk seenaknya, lebih-lebih sambil merokok. Sebab, majlis maulid dihadiri oleh ruh kanjeng Nabi dan arwah orang-orang sholeh arwahussholihin serta para malaikat rahmat. Dalam membaca maulid simthudduror dengan jelas tartil dan tinggi suaranya, dan jika mampu maka dibaca beserta irama lagu, pada saat berdiri mahallul qiyam hendaknya hadirin berdiri dengan memenuhi etika, adab serta sopan santun, dengan hati yang hudhur mengingat kanjeng Nabi, yakni dengan mengingat-ingat tentang sifat atau prilaku Kanjeng Nabi serta khusyu‟ anggota badannya seraya berdoa atau memohon hajatnya dunia/akhirat dengan sirr atau perlahan. Sebab, pada saat berdiri mahallul qiyam adalah saat ijabah waktu dikabulkannya doa, bagi hadirin, hendaknya mengumandangkan shalawat bersama-sama secara serentak serta meninggikan suara dengan tetap memenuhi kesopanan, dan hendaknya hadirin mengikuti bacaan qori‟ secara bersama-sama kompak pada saat yang semestinya. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan ketua harian dalam wawancaranya menyampaikan bahwa “Adapun tahap kedua Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember adalah Membaca maulid Simtuddurror dan pembacaan ini terdapat beberapa etika, diantaranya adalah badan, tempat dan pakaian; suci dari hadats dan najis, menggunakan pakaian peci, baju dan sarung putih, disertai wewangian, merasa senang dan gembira, niat yang baik”.45 Sebagaimana juga disampaikan oleh Hermanto selaku jama‟ah, dalam wawancaranya menyampaikan bahwa “Setelah rattibul haddad maka dilanjutkan dengan membaca maulid Simtuddurror yang diawali dengan membaca istighfar memohon ampun terlebih dahulu secara bersama-sama, kemudian bertawassul, membaca kalimat seruan pada hadirin untuk mengumandangkan shalawat atas baginda Nabi Muhammad SAW baru kemudian membaca maulid Simtuddurror”.46 Berdasarkan hasil hasil observasi peneliti, bahwa rentetan teks maulid Simtuddurror Karya Habib Al-Habsy adalah pertama membaca ىلْوُاْلا ُةاَلـَصّلا kemudian dilanjutkan dengan membaca ُةَيِناَثْلا ُةاَلـَصّلا setelah sholawat kedua selesai, 45 Syaichul Hasan Basri, wawancara, Jember 20 April 2016 jammah berdiri dengan dipandu oleh pemimpin yang membaca maulid Simtuddurror Karya Habib Al-Habsy dan dilanjutkan dengan membaca sholawat yang ketiga hingga selesai. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi bahwa proses awal pelaksanaan Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu setelah membaca Rattibul Haddad dan dilanjutkan dengan Membaca maulid Simtuddurror Karya Habib Al-Habsy d. Muhadharah Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa setelah membaca Rattibul Haddad dan membaca maulid Simtuddurror maka dilanjutkan dengan Muhadharah yang disampaikan oleh Habib-Habib yang telah ditugaskan dalam mengisi acara Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember. Adapun Habib-Habib yang menjadi dai dalam Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember adalah Habib Nizar al 'Aydrus dan Habib Hasyim Assegaf, Habib Ahmad bin Husain Al- Aidid dan Habib Muhdor, Habib Muhammad bin Umar Al-Huda, Gus Aab dan Habib Ahmad bin Husyain. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Habib Hasyim Assegaf, dalam wawancaranya menyampaikan bahwa “Tujuan dari Muhadharah ini adalah ingin mengingatkan kepada jama‟ah tentang kehidupan, baik yang berhubungan dengan Allah, manusia dan makhluk yang lain. Dengan Muhadharah ini diharapkan jama‟ah mengerti tentang makna hadits yang disampaikan kepada Rasulullah. Dengan demikian jama‟ah bisa menjadi orang yang benar-benar bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kholifah di bumi”.47 Sebagaimana juga disampaikan oleh Habib Nizar, dalam wawancaranya menyampaikan bahwa “Dalam Muhadharah ini adalah merupakan rentetan dari acara majlis dzikir, dengan Muhadharah diharapkan hati jama‟ah tersentuh untuk selalu berusaha menjadi hamba Allah yang lebih baik, membela sesama, agama dan bangsa”.48 Dari hasil wawancara tersebut sangat jelas bahwa dalam Muhadharah ini membahas tentang hadits nabi Muhammad SAW yang berhungan degan manusia itu sendiri. Dengan demikian bahwa sangat penting peneliti mengumpulkan hadits-hadits yang disampaikan dalam Muhadharah hingga penerapannya dalam masyarakat. e. Doa Berdoa adalah ujung tombak dari rentetan acara Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember. Sebagaimana hasil observasi peneliti bahwa doa yang dijadikan penutup acara adalah sebagai berikut ِ َلَػِ ْ ِّلَ َسَوِ ِّل َصِ ّمُِّٰلنَا ِ,ِ ّٰللّاِ ِةَ ْحَْرِ ِب َبِِِحاَذْفِمِ ٍدّمَحُمِ َنَِدَِّ َ س ِِ ّٰللّاِِ ْلَِػِ ْ ِفِِاَمَِدَدَػ ًِةَلا َص . ِ,ِ ّٰللّاِ ِ ْلُْمِِماَوَدِتِ ِ ْيَمِئاَدِاًمَلا َسَو ِ َِِِحْ َصََوِ ِ ِلَ أِ َلَػَو ِ, ْيِر ْو ُ ُسُ َوِ ْ ِحِ َرَفِ َمِخَغا َطِ ْ ِفِِ ْلَؼْجاِ ّمُِّٰلنا . 47 Habib Hasyim, wawancara, Jember 25 April 2016 ِْيِر ْوُمُاَِعَِْ َجَِمِثا َضْرَمِ ْ ِفَِو ِ َلَػِ ْعِل ّطُمَوِ, ْ ِتَِلااَ ِبِِ ْمِماَػِ َيِِّمُِّٰلنا . ِ ّ اِ, ْ ِتِاَِّهَوِ ْيِرِئاَ َسُ ِْ ِتِاَجاَحِ َعَِْ َجَِ ِضْك ِ, ْ ِتَِائـِِّ َسَوِ ْ ِبِ ْوُهُذِ ْرِفْغاَو . ِْ ِتِاَي َ سَحَِعَِْ َجَِ ْلّدَلَثَوِ, ْ ِتِّلا َزَوِ ْ ِتِاَئَْ ِطَدِ ْنَغِ ْزَواَ َتََو ِ ْ ِنِْحِما َسَو , ِْ ِتِاَدا َسِ ِناَوًِْدِ ْ ِفِِ ْ ِنِْخُخْناَوِ , ْ ِتِِبًَِ اَمَوِ َضََمِ اَمِِْف , ََِنَِلِِْخ َسِ ْ ِبِِ ْ ُلْ ْساَو ِْ ِتِاَمَمَوِ ْ ِتِاََِحِ ْ ِفِِ, ْ ِتِا ِْ ِفٌِِعِما َطِ ْ ِّنِّاِّمُِّٰلنا . َِكا َضَلِمِ ٌ ِلَ ْسَد ْسُمِ , َكا َضِرِ ْ ِفِِ ٌةِغاَرِ , َكا َطَغ , ِ ْ ِنِْلِحْمَاَوِ , َكاَدُُِ َلِِْخ َسِ ْ ِبِِ ْ ُلْ ْسَوِ , َك بََِمْوَاِ ْنِمِ ْ ِنِْخُخْناَف َِكاَِِف ْصَبِت ِّمَحُمِ َنَِدَِّ َ سِ َلَػِ ُ ّٰللّاِ ّل َصَو . َِِِحْ َصََوِ ِ ِلَ أِ َلَػَوِ ٍد َِ ْيِمَماَؼْماِ ِّبَرِِ ّٰ ِللُِّدْمَحْماَوِ,َّلَ َسَو Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut a. Membaca Shalawat b. Membaca Rattibul Haddad c. Membaca maulid Simtuddurror Karya Habib Al-Habsy d. Muhadharah e. Doa 2. Hadits yang Disajikan dalam Muhadharah Majlis Dzikir ِْيِر ْوُمُاَِعَِْ َجَِمِثا َضْرَمِ ْ ِفَِو ِ َلَػِ ْعِل ّطُمَوِ, ْ ِتَِلااَ ِبِِ ْمِماَػِ َيِِّمُِّٰلنا . ِ ّ اِ, ْ ِتِاَِّهَوِ ْيِرِئاَ َسُ ِْ ِتِاَجاَحِ َعَِْ َجَِ ِضْك ِ, ْ ِتَِائـِِّ َسَوِ ْ ِبِ ْوُهُذِ ْرِفْغاَو . ِْ ِتِاَي َ سَحَِعَِْ َجَِ ْلّدَلَثَوِ, ْ ِتِّلا َزَوِ ْ ِتِاَئَْ ِطَدِ ْنَغِ ْزَواَ َتََو ِ ْ ِنِْحِما َسَو , ِْ ِتِاَدا َسِ ِناَوًِْدِ ْ ِفِِ ْ ِنِْخُخْناَوِ , ْ ِتِِبًَِ اَمَوِ َضََمِ اَمِِْف , ََِنَِلِِْخ َسِ ْ ِبِِ ْ ُلْ ْساَو ِْ ِتِاَمَمَوِ ْ ِتِاََِحِ ْ ِفِِ, ْ ِتِا ِْ ِفٌِِعِما َطِ ْ ِّنِّاِّمُِّٰلنا . َِكا َضَلِمِ ٌ ِلَ ْسَد ْسُمِ , َكا َضِرِ ْ ِفِِ ٌةِغاَرِ , َكا َطَغ , ِ ْ ِنِْلِحْمَاَوِ , َكاَدُُِ َلِِْخ َسِ ْ ِبِِ ْ ُلْ ْسَوِ , َك بََِمْوَاِ ْنِمِ ْ ِنِْخُخْناَف َِكاَِِف ْصَبِت ِّمَحُمِ َنَِدَِّ َ سِ َلَػِ ُ ّٰللّاِ ّل َصَو . َِِِحْ َصََوِ ِ ِلَ أِ َلَػَوِ ٍد َِ ْيِمَماَؼْماِ ِّبَرِِ ّٰ ِللُِّدْمَحْماَوِ,َّلَ َسَو Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut a. Membaca Shalawat b. Membaca Rattibul Haddad c. Membaca maulid Simtuddurror Karya Habib Al-Habsy d. Muhadharah e. Doa 2. Hadits yang Disajikan dalam Muhadharah Majlis Dzikir Muhadharah Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember adalah sebagai berikut ِ َلاَك ِ ِاللهِ ُلْو ُسَرِاَيِتِ ّل َصَُِْيَغِ ُ ّللّاِ َ ِضِ َرِ َةًَِرا َسِ ِنْجِ ِض َبِ ْرِؼْما ًِة َظِغْوَمِاَي َظَغَوَفِاَيََْلَػِ َلَدْكَأِ ّ ُثُمِ ٍمْوًَِ َتاَذِ َّلَ َسَوِ َََِْلَػِ ُ ّللّاِ ّل َص َِكِ َلاَلَفِ , ُبْوُلُلْماِ اَ ْنِْمِ ْتَلِجَوَوِ ُن ْوَُُؼْماِ اَ ْنِْمِ ْتَفَرَذِ ًةَغَِْلَت ِ َيِِ ٌلِئا َِلاَلَفِ ؟اَيََْم اِ ُدَِْؼَثِ اَذماَفِ ٍعِّدَوُمِ ُة َظِغْوَمِ ٍِِذَُِ ّنَ َكَِ ِاللهِ َلْو ُسَر ّ ِ،اًَ ِ ضَخَحِاًدْحَغِ ْن ّ اَوِِةَػاّطماَوِِعْم ّسماَوِ َلَػَوِّلَجِِاللهِىَوْلَخِتِْ ُكَُْ ِصْوُأ ًِافَلاِذْداِىَ َيْ َسَفِ ْيِدْؼَتِْ ُكٌُِْمِ ْشِؼًَِ ْنَمِ َُّه اَف ّ ِ ْ ِتًِّ ُسِثِْ ُكََُْلَؼَفِ،ًا ْيِْثَن ِاَ ْيَْلَػِ اْو ّضَغَوِ اَ ِبِِ اْوُك ّسَمَثِ ، َنٍِْد ِصاّرماِ َ ْيًِِّدَِْمْماِ ِءاَفَلُخْماِ ِةّي ُ سَو ٍِةَػ ْدِتِّ ُكُلَوٌِةَػ ْدِتٍِةَثَدْحُمِّ ُكُلِّن اَفِِر ْوُمُلأْاِ ِت َثََدْحُمَوِْ ُكُ ّيِ ّ ّ اَوِ،ِذِجاَوّيم ِبِ ٌَِلَلا َض Artinya Berkata al-„Irbadh bin Sariyah radhiyallahu „anhu „Suatu hari Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam pernah shalat bersama kami, kemudian beliau menghadap kepada kami dan memberikan nasehat kepada kami dengan nasehat yang menjadikan air mata berlinang dan membuat hati bergetar, maka seseorang berkata „Wahai Rasulullah, nasehat ini seakan-akan nasehat dari orang yang akan berpisah, maka berikanlah kami wasiat.‟ Maka Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda “Aku wasiatkan kepada kalian supaya tetap bertaqwa kepada Allah, tetaplah mendengar dan taat, walaupun yang memerintah kamu adalah seorang budak Habasiyyah. Sungguh, orang yang masih hidup di antara kalian setelahku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah dia dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru, karena sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bid‟ah. Dan setiap bid‟ah adalah 49 HR. Ahmad IV/126-127, Abu Dawud no. 4607 dan at-Tirmidzi no. 2676 Hadits yang diriwayatkan oleh Irbadh bin Sariyah merupakan hadits shahih, karena perawi hadits adalah Irbadh bin Sariyah Abu Najih as-Salimi, beliau termasuk ahli Suffah, tinggal di Himsha setelah penaklukan Makkah, hal ini sebagai dalam kitab al-Ishabah II/473 no. 5501. [11]. Sunan Ahmad bin Hanbal IV/126-127, Sunan Abu Dawud no. 4607 dan Sunan at-Tirmidzi no. 2676, Sunan Ad-Darimy I/44, Syarhus Sunnah I/205, al-Hakim I/95, dishahihkan dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi, dan Syaikh al-Albany menshahihkan juga hadits ini. Dalam hadits ini dijelaskan bahwa orang Islam harus selalu bertakwa kepada Allah dan mengikuti jejak rasulullah SAW karena orang yang paling bahagia hidupnya ialah Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam. Hal ini dikarenakan berbagai kenikmatan yang Allah anugerahkan kepada beliau, seperti dilapangkannya dada, diampuninya dosa-dosa, dan ditinggikannya penyebutan nama beliau di dunia dan akhirat, sebagaimana Allah beritakan dengan firman-Nya di dalam surat Asy-Syarh, ayat 1-4. Kemudian orang yang paling bahagia kehidupannya sesudah Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam ialah orang-orang yang paling sempurna kecintaan dan ittiba‟nya kepada beliau shallallahu „alaihi wasallam. Berdasarkan Muhadharah yang berkaitan dengan hadits diatas disampaikan oleh Habib Nizarbahwa Syaikhul bahwa ِةلفاوموِاػاحثاِمِمظغٔأِةجردِهملاػٔأوِيماؼهِمِمظغٔأوِقللخاِدؼسٔبف ِلاعموِمالػِلَ Maka orang yang paling bahagia kehidupannya, paling agung kenikmatannya dan paling tinggi derajatnya adalah orang yang paling agung sikap ittiba‟nya upaya mengikuti dan meneladani dan kesesuaiannya dengan beliau yakni Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam baik secara ilmu maupun amalan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapa di analisis bahwa Hadits yang Disajikan dalam Muhadharah Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember adalah berkaitan dengan kebisaaan umat Islam, terutama dalam mengikuti jejak rasulullah, baik dari perbuatan, ucapan dan tingkahlaku. Dalam Muhadharah yang lain juga disajikan hadits dalam Muhadharah Majlis Dzikir At-Taubah Tanggul Jember sebagai berikut ِ َن َكَِ ْنَمِِْفِ َن َكََِلاَكِصِ ِاللهِ َ ِبَِهِ ّنَاِضرِ ِّيِر ْدُلخْاِِدَِْؼ َسِ ِبَِاِ ْنَغ ِ ِلَُْاِ َِلَْػَاِ ْنَغِ َلَب َسَفِ ،ا ًسْفَهِ َ ْيِؼ ْسِجِ َوِ ًةَؼ ْسِجِ َلَذَكِ ٌلُجَرِ ْ ُكَُلْدَك ِِؼ ْسِجِ َوِ ًةَؼ ْسِجِ َلَذَكِ َُّهِاَِلاَلَفِ ٍُ َتََاَفِ، ٍةُِاَرِ َلَػِ ّل ُدَفِ ِضْرَلاْا ِ َ ْي َِلَب َسِّ ُثُمِ،ًةَئاِمَِِِتِ َلّ َكَمَفِ ُ ْنِمِ ُ َلَِ ْلََِفِا ًسْفَه َِةَئاِمِ َلَذَكِ َُّهِاَِلاَلَفٍِمِماَػِ ٍلُجَرِ َلَػِ ّل ُدَفِ، ِضْرَلاْاِ ِلَُْاَِِلَْػَاِ ْنَغ َُِيُِ ْنَمِ َوِ،ْمَؼَهَِلاَلَفِ؟ٍةَتْوَثِ ْنِمُِ َلَِْلََِفِ ٍسْفَه ِ؟ِةَتْوّخماِ َ ْيَتَِوٌَََُُِْتُِلْو ِِدُحْغاَفِ،َاللهِ َنْوُدُحْؼًَِا ًس َنَُاِاَ ِبِِ ّنِاَفِ،اَذَنِ َوِاَذَنِ ِضْرَاِ َلَِاِ ْقِل َطْهِا ِ ّتََّحِ َقَل َطْهاَفِ،ٍءْو َسِ ُضْرَاِاَ ّنَِّاَفِ َم ِضْرَاِ َلَِاِْعِجْرَحَِلاِ َوِ،ْمَُِؼَمِ َالله ٍُِ َتََاِ َقًِْر ّطماِ َف َصَهِاَذِا ِ َوِ ِة ْحّْرماِ ُةَكِئَلاَمَِِِِْفِ ْتَم َصَذْداَفِ ُتْوَلمْا ِِ ِ َلَِاَِِِحْلَلِتًِلاِدْلُمِاًحِئ َتََِءاَجِِةَ ْحّْرماُِةَكِئَلاَمِ ْتَماَلَفِ، ِباَذَؼمْاُِةَكِئَلاَم ٌِ َلَْمِْ ُهم َتََاَفِّطَّكِاً ْيَْذِ ْلَمْؼًَِ ْمَمَُِّهِاِ ِباَذَؼمْاِ ُةَكِئَلاَمِ ْتَماَكِ َوِ،ِالله ِ ِ َلَِاَفِ، ِ ْي َضْرَلاْاِ َ ْيَتِاَمِاْو ُسُِْكَِلاَلَفِ،ْمُ َنَُْْتٍُِْوُلَؼَجَفٍِّيِمَدٓأِِة َرْو ُصِ ِفِ ِ ِتَّّماِ ِضْرَلاْاِ َلَِاِ َنَْدَاِ ٍُْو ُدَجَوَفِ ٍُْو ُساَلَفِ،ُ َلَِ َوَُِفِ َنَْدَاِ َن َكَِاَمِ ِتٍَِّا ْحّْرماُِةَكِئَلاَمَُِْخ َضَدَلَفِ،َداَرَا لَسلمِظفلناِوِلَس Artinya Dari Abu Sa‟id Al-Khudriy RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Dahulu di antara orang sebelum kalian ada seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Lalu dia bertanya minta ditunjukkan kepada orang yang lebih tahu dari penduduk bumi, lalu dia ditunjukkan kepada seorang pendeta. Kemudian orang tersebut datang kepada pendeta yang ditunjukkan itu. Lalu dia bertanya kepada pendeta tersebut, “Sesungguhnya orang itu telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah dia masih bisa diterima taubatnya ?”. Pendeta itu menjawab, “Tidak!”. Lalu orang itu membunuh pendeta tersebut, maka genaplah dia membunuh seratus orang. Kemudian orang tersebut bertanya minta ditunjukkan kepada orang yang lebih tahu dari penduduk bumi, lalu dia ditunjukkan kepada seorang laki-laki yang „Alim pandai. Lalu dia bertanya, “Sesungguhnya orang itu telah membunuh seratus orang, apakah dia masih bisa diterima taubatnya ?”. Orang „Alim tersebut menjawab, “Ya”. Siapa yang bisa menghalangi dari tauat ?. Maka untuk melaksanakan taubat itu pergilah ke daerah ini dan ini, disana ada orang-orang yang menyembah kepada Allah. Oleh karena itu menyembahlah kepada Allah bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu itu daerah yang buruk”. Kemudian orang tersebut pergi ke tempat yang ditunjukkan. Ketika sampai di tengah jalan, dia meninggal dunia. Maka berselisihlah malaikat rahmat dengan malaikat adzab. Berkata malaikat rahmat, “Orang itu betul-betuil telah bertaubat sepenuh hati kepada Allah”. Dan berkata malaikat adzab, “Sesungguhnya dia belum beramal baik sama sekali”. Kemudian datanglah malaikat berbentuk manusia, maka para malaikat rahmat dan para malaikat adzab menjadikannya sebagai penengah. Malaikat yang menjadi penengah itu berkata, Ukurlah antara dua tempat itu, lalu mana yang lebih dekat dengannya maka itulah yang menjadi haknya. Kemudian mereka sama mengukurnya, dan mereka mendapati orang yang mati tersebut lebih dekat kepada tempat yang dituju, maka akhirnya diambil oleh malaikat rahmat”.50 Hadits tersebut adalah hadits shahih karena perawi dalam hadits adalah oleh orang yang adil, sempurna hafalannya, bersambung sanadnya, tidak cacat, dan tidak syadz. Dalam hadits ini dijelaskan bahwa semua manusia jika sebelum mati bertaubat dengan penuh penyesalan dengan membaca syahaadat maka akan diampuni dosanya, baik orang tersebut pernah melakukan pencuri, pezina dan lain-lain yang dilarang oleh Allah, namun apabila bertobat dan tidak mengulangi lagi maka semua dosa terdahulu akan dimaafkan oleh Allah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Habib Nizar, dalam wawancaranya menyampaikan bahwa “Saya menerangkan tentang taubat adalah bertujuan agar jama‟ah lebih semangat untuk melaksanakan perintah Allah dan Menjauhi larangannya, karena taubat adalah dasar bagi orang-orang yang sebelumnya sering melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bermaksiat kepada-Nya kepada ketaatan kepada-Nya. Taubat ada dua macam taubat mutlak dan taubat muqayyad terikat. Taubat mutlak ialah bertaubat dari segala perbuatan dosa. Sedangkan taubat muqayyad ialah bertaubat dari salah satu dosa tertentu yang pernah dilakukan”.51 Dalam Muhadharahnya Habib Nizar menyampaikan bahwa Syarat-syarat taubat meliputi beragama Islam, berniat ikhlas, mengakui dosa, menyesali dosa, meninggalkan perbuatan 50 Hadits Bukhâri no. 6440, Muslim no. 140 [217] dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya, mengembalikan hak orang yang dizalimi, bertaubat sebelum nyawa berada di tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat. Taubat adalah kewajiban seluruh kaum beriman, bukan kewajiban orang yang baru saja berbuat dosa. Karena Allah berfirman dalam QS. An Nuur 31, yang artinya “Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung”.52 Dalam lanjutan muhadharahnya beliau menyampaikan bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang. Allah berjanji mengaruniakan nikmat taubat kepada hamba-hambaNya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah Ta‟ala berfirman dalam QS. An Nisaa‟ 27, QS. An Nuur 10 dan QS. An Najm 32 ِّدًَِ َنٍِ ّلَّاِ ُدًِرٍَُوِ ْ ُكََُْلَػِ َبوُخًَِ نَأِ ُدًِرٍُِ ُ ّللّاَو ِنَأِ ِتاَوَِ ّضماِ َنوُؼِد ًِيما ِظَغًِلاَِْمِْاوُلَِمَث ِ ٌباّوَثِ َ ّللّاِ ّنَأَوَُُِخَ ْحْ َرَوِْ ُكََُْلَػِِ ّللّاُِل ْضَفِ َلا ْوَمَو . ٌِيِكَح ِِةَرِفْغَمْماُِع ِساَوِ َمّتَرِّن ا ّ ٍِء ْ َشَِّ ُكُلِ ْتَؼ ِسَوِ ِتَِ ْحْ َرَو . Menurut Habib Muhdor dalam wawancaranya menyampaikan bahwa “Dalam Muhadharah tentang bertaubat adalah terdapat beberapa manfaat, diantaranya taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah „azza wa jalla, taubat merupakan sebab keberuntungan, taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya, taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka, taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat, dan taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan dan lain-lain”.53 52 Habib Nizar, wawancara, Jember 29 April 2016 53 Habib Muhdor, wawancara, Jember 29 April 2016 Dengan beberapa penejlasan tersebut dapat dianalisis bahwa hadits di atas menjelaskan tentang taubat dan menyesali semua perbuatan sebelumnya yang tidak baik. Dalam Muhadharah yang lain disampaikan hadits sebagai berikut ِْن َِغ ِ ِبِ َِِأ ِْح َِغِ ِّرماد َِْحْ َِغِن َِمِنجِاللهدح ُِؼِْو ِْس َِرِد َِ ِ ضِ ُِالله ِ ِْيَُِ َِِغ َِِك َِلا َِح ِ ِّدَِث َِيِا َِر ِْو ُِس ُِل ِ ِِالله َِص ِ ُِاللهِ ِّل َِلَِْ َِِػ َِِو َِِ َِس َِوِ ِّلَ َِوِ ُُِ ِقودصلماِقداصما ِ” ِنٕا َِتِفَِِللذِعميجِكُدحٔأ ِْط َِأَِمٔأِن ِْرَِتِِؼ ًَِِ ِ ْي ِْو ُِّثُمِةفطهِام َِِػ َِلَِل َِذِلثمَِ ِ ِ لِ ِ ُِّثُم ٍِِِ ُِمِنو ُِك ِْض ُِّثُمِ,ِلِذِلثمِة َِغ ِ ِِسرٍ َِل ّ ِِ اَِمَِْ َِِِ َِفِلْلما َِِِْيَِف ِِفِخ ََِِِْ ِ ِحورما َِوِ, ًِِ ِِتِرمؤ َِبِْر َِِكِعت َِم ِِجِِتا ِِكَِذ َِوِ,ِلِجٔأوِ,َِكزرِة ََِعم ِمٔأِيلصوِ,ِلِ ُِاللهو ِ ِِّلَّا َِلاِي ِ ّ اِ ََِلَ ِ َِأِنٕاٍِيْغ َِح ِْؼَمِكُد َِم ِِتِل َِؼ َِأِلم ِِل ُِْ ِ ِّي َِلا ِة َِح ِ َتَّ ٍَِِا َِمِ ِْو ُِك َِوٌَُِتِن َِتُِْ ََِنْ ِ ّ َِػِقح سُفِعارذِلا اِا َِلَِْ َِِ ِ ِِكما َِذ َِفِبا ِِِِْؼ َِم ِل َِأِلمؼت ِّيماِل ُِْ َِوِ,ِرا ِ ّ ِْؼَمِكُدحٔأِن ا َِم َِأِلمؼتِل ِّيماِل ُِْ َِحِرا ِ ّتَّ َِمِ ِا ٍَُِِك ِْو َِوٌَُِتِن َِت َِػِقح سُفِعارذِلإاِانُْ َِل َِفِباذكماََِ َِِِْؼ َِم ِِتِل َِؼ َِأِلم ِِل ُِْ ِ ِْا ِّية َِل Artinya Dari Abu „Abdirrahman Abdullah bin Mas‟ud radhiyallahu „anhu, dia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda, dan beliau adalah orang yang jujur dan dibenarkan. “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi „alaqoh segumpal darah selama itu juga lalu menjadi mudhghoh segumpal daging selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 hal rezeki, ajal, amal dan celaka/bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Ilah selain-Nya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.” Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Bad‟ul Khalq.54 Dalam hadits ini dijelaskan bahwa sesungguhnya, seorang anak Adam, telah ditentukan oleh Allah, akan dimasukkan ke Surga atau Neraka jauh sebelum mereka dilahirkan. Sebagaimana Muhadharah dijelaskan bahwa dari Ali radhiyallahu „anhu berkata, “Kami duduk bersama Nabi shallallahu „alaihi wa sallam & beliau sedang membawa tongkat sambil digores-goreskan ke tanah seraya bersabda, Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali telah ditetapkan tempat duduknya di neraka atau pun surga. Dari penjelasan hadits tersebut dalam Muhadharahnya dijelaskan bahwa penentuan tempat di Surga atau di Neraka adalah tergantung pada amalnya atau perbuatannya, menurut Habib Nizar dalam ceramahnya menyampaikan bahwa di hadits yang lain Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda yang artinya “Sesungguhnya ada di antara kalian yang beramal dengan amalan ahli Surga menurut pandangan manusia, padahal sebenarnya ia penduduk Neraka”.55 Menurut Habib Nizar maksud hadits ini, “Amalan ahli surga yang dia amalkan hanya sebatas dalam pandangan manusia, padahal amalan ahli surga yang sebenarnya menurut Allah, 54 Hadits Bukhâri no. 3036. 55 HR. Muslim no. 112. belumlah ia amalkan.

at taubah tanggul jember